Wednesday, August 04, 2010

"Perlakuan Terhadap Buruh Perkebunan Masih Tidak Manusiawi”


Dibalik tregady Tewas massal Buruh Musimas Group

Saveourborneo, Palangkaraya [24/08/09]. Tewasnya lebih dari 2 lusin secara massal buruh perkebunan kelapa sawit PT. Maju Aneka Sawit [Musimas Group] secara mengenaskan merupakan puncak dari perlakuan tidak manusiawi management perkebunan kelapa sawit terhadap buruhnya.

Buruh-buruh yang seharusnya diperlakukan sebagai bagian yang berkonstribusi besar terhadap kemajuan perkebunan dipelakukan layaknya hewan dengan diangkut truk-truk, bahkan tidak jarang didalam perkebunan buruh hanya diangkut dengan triler gandeng yang di derek oleh traktor.

Management perkebunan bukannya tidak tahu bahwa angkutan buruh yang hanya menggunakan truk dan triler gandeng tersebut tidak beresiko tinggi, tetapi hal ini tetap dilakukan oleh management untuk terus menerus menekan biaya agar dapat memetik keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan buruh.

Ironisnya, Dinas Tenaga Kerja dan Pemerintah daerah secara umum, sangat kurang peduli dengan situasi yang telah berlarut-larut dari tahun ketahun, bahkan sampai dengan terjadinya tragedy tewas massal pada tanggal 18 Agustus 2009 tetap saja response yang diberikan sekedar response normative tanpa tindakan. Menyedihkan adalah justru yang dijadikan “kambing hitam” hanya buruh kecil – sopir- saja, bukannya dianggap sebagai kelalaian structural management yang mengeluarkan kebijakan pengangkutan dengan truk kepada buruhnya.

Save Our Borneo telah sangat banyak mencermati berbagai perkebunan kelapa sawit diseluruh Kalimantan, sebagian besar –bahkan hampir seluruhnya- memperlakukan angkutan buruh seperti mengangkut hewan saja.

Kedepan, Save Our Borneo menegaskan hendaknya Dinas Tenaga Kerja dan Pemda untuk betul-betul melakukan kontrol atas keselamatan dan kesejahteraan buruh. Penggunaan angkutan buruh dengan alat angkutan yang tidak memenuhi kaidah keselamatan harus dilarang disetiap jengkal tanah di Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah. Jangan sampai pemerintah justru menjadi pelindung kejahatan korporasi yang tidak manusiawi seperti saat sekarang.

Oleh karena itu Save Our Borneo meminta secara terbuka kepada Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah untuk :

1. Tidak hanya mengeluarkan statement normative untuk melarang penggunaan angkutan tidak manusiawi terhadap buruh di jalan-jalan non-perkebunan, melainkan melarang angkutan hewan tersebut digunakan diseluruh wilayah Kalimantan Tengah untuk buruhnya, dengan menerapkan secara tegas UU Ketenaga Kerjaan dan memperhatikan faktor keselamatan dan kesejahteraan buruh.
2. Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah dan DPRD Kalimantan Tengah segera mengeluarkan Perda Larangan Penggunaan Truk Angkutan Kelapa Sawit, Batubara dan Bijih besi serta Puya, pada jalan-jalan Negara dan jalan propinsi diseluruh wilayah Kalimantan Tengah. Pemerintah Daerah Kalteng harus belajar dari Pemda Kalsel yang sudah dengan tegas mengeluarkan Perda Larangan total penggunaan jalan Negara dan jalan propinsi untuk angkutan TBS, Batubara dan Bijih Besi di seluruh Kalsel. Suatu hal yang menyedihkan jika Pemerintah Kalteng tetap membiarkan kerusakan dan kerusakan jalan terus berlanjut. Upaya pembangunan infra struktur yang dicanangkan tidak akan berarti apa-apa, kecuali hanya program tambal sulam, jika larangan angkutan TBS dan Tambang tidak segera dikeluarkan.

No comments: