Tuesday, March 20, 2007

Ekologi Kalimantan Rusak Parah
Jakarta, Kompas -05-07-06

  • Tingkat keamanan ekologi Pulau Kalimantan saat ini berada di bawah standar aman. Itu terlihat dari rata-rata tutupan lahan hutan primer terhadap daerah aliran sungai (DAS) yang sudah di bawah angka minimum 30 persen.
  • Sebuah kajian menunjukan bahwa, kondisi tersebut menyebabkan wilayah Kalimantan setiap tahun mengalami banjir dan tanah longsor. Masyarakat Kalimantan hanya menuai banjir dan longsor akibat kerusakan ekologi yang sangat parah.
  • Pada tahun 2004, jika dirata-ratakan pada tingkat pulau, presentasi tutupan hutan alam primer terhadap DAS di Kalimantan hanya berkisar pada angka 20 persen. Jika dilihat per provinsi, rata-rata tutupan hutan primer terhadap DAS di Kalimantan Timur hanya 29 persen. Menyusul Kalimantan Barat 20 persen, Kalimantan Selatan 19 persen, dan Kalimantan Tengah 13 persen.
  • Data Departemen Kehutanan (2004) menunjukkan bahwa kawasan hutan lindung yang sudah kehilangan hutan di Kalimantan mencapai 1,8 juta hektar. Sementara kawasan hutan produksi yang juga sudah tidak berhutan 8,2 juta hektar.
  • Diperkirakan pada akhir 2006 tutupan lahan hutan primer terhadap DAS di Kalimantan akan terus menyusut hingga pada kisaran 15 persen, atau setengah dari kebutuhan angka minimum standar aman ekologi.
  • Kalau sudah tidak aman secara ekologis, tentu secara berangsur akan menjadi tidak aman secara ekonomi. Sangat besar biaya yang harus diambil dari APBD atau APBN untuk menanggulangi bencana alam yang terjadi.Penelitian Greenomics ; nilai divestasi modal ekologis untuk pengendalian tanah longsor bisa mencapai Rp 25,47 triliun per tahun, dan untuk pengaturan gangguan ekosistem serta tata air Rp 10,80 triliun per tahun. Nilai divestasi itu hanya parsial, belum termasuk kerugian karena hilangnya keragaman hayati dan lainnya.

No comments: